RUNNING TEXT

Rabu, 15 Maret 2017

PERKEMBANGAN, KEMAJUAN, DAN KEJATUHAN BANI ‘ABBAS 0leh Dr. Irwandi Sihombing, S.Ag., S.PdI, MA A. Pendahuluan Jatuhnya Dinasti Umaiyah pada tahun 750 Masehi dan bangkitnya Dinasti Abbasiyah telah menarik perhatian banyak kalangan dan sejarawan Islam. Para sejarawan melihat bahwa peristiwa ini untuk dan menarik karena bukan saja pergantian Dinasti, tetapi lebih dari itu adalah pergantian struktur sosial dan isiologi. Dinasti Abasiyah merupakan imperium Islam kedua, setelah Dinasti Umaiyyah.Keberhasilannya mengambil alih kekuasaan dianggap sebagai sebuah kemenangan, yang sudah lama diharapkan oleh Bani Hasyim setelah wafatnya Rasullullah SAW Bani Hasyim yang merasa berhak atas kekhalifahan, sebagai ahli- bait( Keluarga Rasullullah SAW). Setelah berhasil merebut kekuasaan, orang-orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler Dinasti Umayyah. Sebagai ciri khas keagamaan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai kesempatan seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah pada shalat jum’at. Pemerintahan Abbasiyah berlanjutan dari tahun 132 H. Hingga tahun 656 H. Temponya ialah selama 524 tahun. Pada tahun 656 H, kaum Tatar melanggar dunia Islam, membunuh Khalifah abbasiyah serta kaum keluarganya dan mengumumkan berakhirnya pemerintahan Abbasiyah. Tempo sebegitu lama yang dinikmati oleh golongan Abbasiyah ketika memegang tampuk pemerintahan, tidak berarti bahwa kekuasaan para khalifahnya sama sejajar.Sebaliknya kekuasaan tersebut adalah berbeda-beda yang menyebabkan para pengkaji membagikan tempo pemerintahan Abbasiyah itu kepada beberapa periode. Pandangan ahli-ahli sejarah tentang pembagian ini dan sebab-sebabnya mungkin berbeda.Tetapi di pihak kita, tempo pemerintahan Abbasiyah itu kita bagi kepada tiga periode yang masing-masing mempunyai cirri-ciri tersendiri berbeda dari yang lain. B. Perkembangan Budaya dan Perluasan Wilayah 1. Perkembangan Kebudayaan dan Pemikiran Islam pada Masa Daulah Abbasiyah Puncak perkembangan Kebudayaan dan pemikiran Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi tidak berarti seluruhnya berawal dari kreatifitas penguasa Bani Abbas sendiri. Sebagian di antaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan, misalnya diawal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang ketika itu, lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat, yaitu : 1. MAKTAB / KUTTAB DAN MASJID Yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisan, dan tempat para remaja belajar dasar-dasar ilmu agama, seperti tafasir, hadits, fiqih dan bahasa. 2. TINGKAT PENDALAMAN Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepadan seorang atau beberapa orang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu-ilmu agama. Pengajarannya berlangsung di mesjid-mesjid atau di rumah-rumah ulama bersangkutan. Lembaga-lembaga ini kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan universitas, karena disamping terdapat kitab-kitab, di sana orang juga dapat membaca, menulis dan berdiskusi. Perkembangan lembaga-lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Disamping itu kemajuan itu juga ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : 1. Terjadinya assimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulumengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Bani Abbas, bangsa-bangsa non Arab banyak yang masuk Islam.Asimilisi berlangsung secara efektif dan bernilai guna.Bangsa-bangsa itu memberi saham tertentu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dalam Islam. Pengaruh Persia sangat kuat dibidang pemerintahan. Di samping itu bangsa Persia banyak berjasa dalam perkembangan ilmu, filsafat dan sastra. Pengaruh India terlihat dalam bidang kedokteran, ilmu matematika dan astronomi. Sedangkan pengaruh Yunani masuk melalui terjemahan-terjemahan dalam banyak bidang ilmu terutama filsafat. 2. Keberhasilan Dakwah Islam pada Abad ketiga Hijriah Dengan keberhasilan dakwah Islam pada masa ini terjadilah perbauran adapt kebiasaan antara daerah-daerah perluasan denga Arab dan bahasa Arab menjadi bahasa percakapan bagi jutaan kaum muslimin. Bahkan banyak kaum muslimin non Arab yang menguasai bahasa Arab dengan benar dan mampu membuat sya’ir yang baik, menulis surat yang indah, menerjemah, mengarang buku fiqih dan ilmu bahasa. 3. Stabilitas Sosial Politik Pada masa ini terjadi stabilitas politik yang mantap dengan menekan bibit pemberontakan dan memberikan kebebasan terhadap lapisan pekerja sehingga mempunyai dampak positif terhadap karya sastra. Kestabilan ini memberikan inspirasi kepada sastrawan untuk menghasilkan karya sastra. Kestabilan ini memberikan inspirasi kepada sastrawan untuk menghasilkan karya sastra yang bermutu. Syai’ir-sya’ir pada masa Abbasiyah pertama merupakan cerminan dari kehidupan sosial yang stabil. 4. Kemajuan Ekonomi Kemajuan ekonomi pada masa ini terlihat pada kebebasan buruh dan petani dan ikut-sertanya mereka dalam produksi, disamping berkembangnya perdangan internasional dan meningkatnya standar keidupan masyarakat secara umum, serta melimpah-ruahnya harta yang dimiliki para khalifah, menteri-menteri dan pejabat-pejabat negara lainnya. Para Khalifah tidak segan-segan memberikan jasa yang besar kepada para penyair dan memberikan dorongan yang kuat terhadap para pemikir dan cendekiawan dan sewaktu-waktu istana khalifah itu berubah menjadi pasar seni. 5. Berpindahnya ibukota dari Damaskus ke Bagdad Berpindah ibukota kekhalifahan dari Damaskus ke Bagdad juga ikut mempengaruhi perkembangan kebudayaan dan peradaban Islam. Sebagaimana diketahui bahwa Bagdad terletak di daerah yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Persia dan berarti semakin jauh dari pengaruh Arab. Kota Baqdad sendiri telah lama mengenal ilmu pengetahuan dan Kebudayaan yang tinggi. Membaurnya bangsa-bangsa di Baqdad mempunyai pengaruh yang besar. 6. Gerakan Penerjemahan yang berlangsung dalam tiga Fase Fase pertama, pada masa Khalifah Al-Mansur hingga Khalifah Harun Ar-Rasyid.Pada fase ini yang banyak diterjemahan adalah karya-karya dalam bidang Astromi dan Mantiq. Fase kedua berlangsung mulai dari Khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran. Fase ketiga berlangsung setelah tahun 300 H, terutama setelah adanya pembuatan kertas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar